Headlines

TRWP Secara Resmi Keluarkan UU Revolusi West PAPUA

Posted by PAPUAtimes | Monday, September 12, 2016 | Posted in , , , , , , ,

Lambang Negara West PAPUA
Dari Sekretariat-Jenderal Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP) menyampaikan informasi menyusul pembocoran peristiwa penting yang telah terjadi dalam sejarah perjuangan kemeredkaan WEST PAPUAdari Markas Pusat Pertahanan (MPP) TRWP bahwa Negara WEST PAPUA, Bangsa PAPUA dan TanahPAPUA di bagian barat Pulau New Guinea kini telah dengan resmi, di era revolusi kemerdekaan WESTPAPUA, memiliki sebuah "Undang-Undang Revolusi WEST PAPUA" (disingkat UURWP).
URWP berfungsi sebagai Dasar Hukum bagi semua komponen perjuangan PAPUA Merdeka melandasi perjuangan ini sehingga dalam perjuagnan ini kita tidak dianggap berjuang sebagai LSM/ ORMAS, tetapi kita berjuang dalam sebuah format yang menunjukkan kita telah siap menjalankan pemerintahan Republik WEST PAPUA.
UURWP ini juga perlu dalam rangka memberikan gambaran kepada para sponsor dan pendukung kemerdekaan WEST PAPUA melihat sejak dini wajah WEST PAPUA setelah NKRI keluar dari Tanah Leluhur bangsa PAPUA.
Dari Sekretariat-General TRWP, Lt. Gen Amunggut Tabi menyatakan UURWP diterbitkan oleh MPPTRWP dalam rangka mendorong Parlemen Nasional WEST PAPUA (PNWP) untuk segera mensahkan UURWP atau Undang-Undang yang akan menjadi dasar bersama dalam perjuangan kermedekaanWEST PAPUA. Menurut Tabi dalam suratnya yang diterima redaksi PMNEWS,
UURWP merupakan pijakan hukum perjuangan PAPUA Merdeka, karena kita sudah mendapatkan dari negara-negara merdeka dan berdaulat di kawasan Melanesia dan Pasifik Selatan sehingga kita harus segera tampil sebagai perjuangan yang berbasiskan hukum, perjuangan yang sudah siap mengarah kepada sebuah pemerintahan Revolusioner atau Pemerintahan Transisi Negara Republik WEST PAPUA.
Sudah waktunya kita berbicara sebagai negarawan dan pemimpin bangsa PAPUA, negaraWEST PAPUA. Kami sudah sah diterima sebagai anggota MSG. Dukungan PIF sudah jelas. Proses menuju pembentukan Negara WEST PAPUA sudah matang. Kita harus menyambut perkembangan ini dengan persiapan-persiapan internasl sejak dini. Kalau tidak, negara akan lahir tanpa fondasi yang jelas.
Gen. Tabi melanjutkan dalam pesannya bahwa PNWP segera mengambil langkah-langkah konkrit mewujudkan sebuah Dasar Hukum yang jelas untuk perjuangan PAPUA Merdeka. Kalau tidak kita akan dianggap melanggar UU kolonial. Tabi mengatakan,
Selama ini kita dianggap melanggar hukum kolonial, karena tanah PAPUA di bagian Barat pulau New Guinea ini berada dalam status tak berhukum. Hukum yang berlaku selama ini ialah hukum asing, hukum paksaan, hukum penjajah. Dengan pemberlakukan UURWP, maka wilayah WEST PAPUA, Negara Republik WEST PAPUA, pemerintahan Negara WESTPAPUA dalam pimpinan ULMWP sudah punya dasar hukum yang formil dan jelas sehingga tidak ada yang salah arah dalam mewujudkan sebuah negara yang merdeka dan berdaulat di luar NKRI.
Amunggut Tabi kembali menegaskan,
Dengan pemberlakukan UURWP ini, per tanggal 13 September 2016 besok hari, Wilayah hukum teritorial WEST PAPUA telah memiliki Payuing Hukum untuk selanjutnya diperealisasikan sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan NKRI.
Sekretaris-Jenderal TRWP kembali menegaskan bahwa tugas-tugas administrasi dalam rangka persiapan kemerdekaan West Paupa yang telah dijalankan oleh Sekretariat-Jenderal berdasarkan Surat Tugas yang diberikan oleh Panglima Tertinggi Komando Revolusi kini memasuki tahapan penghabisan karena tugas administrasi dalam mempersiapkan sebuah Negara dan pemerintahan WEST PAPUA telah selesai.
Berdasarkan Perintah Panglima TPN/OPM Jenderal TPN/OPM MATHIAS WENDA tahun 2006, maka sebuah Komite Persiapan Kemerdekaan WEST PAPUA telah bekerja dan kini telah menghasilkan sejumlah dokumen penting bagi perjuangan kemerdekaan Wset PAPUA. Sebelumnya telah diterbitkan Surat Keputusan Panglima Tertinggi Komando Revousi Disiplim Militer TRWP, yang berisi semua hal tentang gerilyawan perjuangan PAPUA Merdeka.
Surat Keputusan tentang Disiplin ini dikeluarkan setelah sayap militer perjuangan PAPUA Merdeka dipisahkan dari sayap politik, yaitu organisasi induk bernama Organisasi PAPUA Merdeka (OPM) dan sayap militer diberi nama Tentara Revolusi WEST PAPUA.
Organisasi PAPUA Merdeka dalam bahasa Inggris disebut Free WEST PAPUA Campaign telah berkampanye dari basis di Kerajaan Inggris dan dalam proses perjuangan sejak itu telah mengerucut menjadi wadah yang telah diakui di pentas politik regional dan global bernama ULMWP (United Liberation Movement for WEST PAPUA - Serikat Pergerakan Pembebasan untuk WEST PAPUA). Oleh karena itu semua pihak diharapkan bersatu dan mendukung langkah ULMWP.
Surat Keputusan Panglima Tertinggi Komando Revolusi tentang Undang-Undang Revolusi WESTPAPUA, yang dokumen aslinya akan segera beredar dan disosialisasikan ke seluruh dunia ini berisi dasar hukum untuk perjuangan kemerdekaan WEST PAPUA.
Gen. Wenda melalui Sekretariat-Jenderal berpesan agar semua pihak mempelajari dan menaati UURWP ini sebagia hukum formil resmi dari bangsa PAPUA, untuk wilayah teritorial Negara WEST PAPUA.
Ada dua pesan penting tercantum di dalam UURWP ini, yaitu
  1. Pertama, agar dalam tempo yang ditentukan sesuai SK ini, agar PNWP segera menyelenggarakan Sidang Paripurna Khusus untuk pengesahan UURWP; dan melakukan Amandemen di mana saja dianggap perlu. Agar PNWP tidak berbicara politik, tidak berkampanye ke sana-kemari mencampuri urusan para diplomat dan politikus dari ULMWP, tetapi memfokuskan diri menuntaskan Undang-Undang, dan peraturan-peraturan perjuangan PAPUA Merdeka.
  2. Kedua, agar dalam tempo sebagaimana ditentukan dalam UURWP ini, PNWP segera memberikan mandat kepada ULMWP untuk membentuk Pemerintahan Transisi Republik WEST PAPUA, dengan menetapkan Istana Kepresidenan Transisi di salah satu negara di kasawan Pasifik Selatan, dengan selanjutnya dengan segera mengangkat para diplomat, Duta Besar dan menyelenggarakan Pemerintahan berdasarkan UURWP.

NGO claims mixed results on Jakarta's Papua media policy

Posted by Unknown | Tuesday, November 17, 2015 | Posted in , , , , ,

The Governor of Papua Province,Lukas Enembe, (far left), 
welcomes the Indonesian President Joko Widodo.
Human Rights Watch says Indonesia's new policy on foreign media access to West Papua has had mixed results.
It's six months since President Joko Widodo announced that restrictions on foreign journalists visiting Papua were being lifted.
While a handful of foreign journalists have visited, HRW says there is extremely uneven implementation of Jokowi's policy.
HRW Asia's deputy director Phelim Kine says that within elements of Indonesia's government and security forces, there remains severe resistance to allowing access to Papua.
"It's going to be a long-term process to bring those elements of the government and security agencies who have implemented these restrictions over more than a quarter of a century to step back and to allow foreign media to actually allow foreign media to actually have that unimpeded access that President Joko Widodo - to his credit - has announced should be the case."
Phelim Kine says foreign NGOs, UN rights experts and academics remain restricted from visiting Papua.
HRW is today releasing a new report, "Something to Hide? Indonesia's Restrictions on Media Freedom and Rights Monitoring in Papua", which also documents regular self-censorship by journalists based in Papua and the security forces' manipulation of local media outlets.
Mr Phelim Kine says the president's announcement in May was welcome but has been very unevenly applied.
He says it's important that president Widodo send an explicit directive on the policy for all Indonesian security agencies and ministries to follow.
"The absense of that document in a bureaucratic system provides wide wiggle room for bureaucrats to not let people go to Papua. The second thing - and this is hugely important - the government needs to lift its restrictions on access to Papua by international non-government organisations, UN experts and foreign academics."



Sonny D : Waspa Terhadap Mobil Avansa Putih Bernomor Polisi DS 1970 LP

Posted by Unknown | Tuesday, January 6, 2015 | Posted in , , , , , , ,

Ilustrasi
Nabire (06/01/15)- Teror yang dilakukan oleh militer Inonesia dan juga milisi terhadap aktivis Papua hingga memasuki tahun 2015 ini, tidak juga usai. Hal terbukti ketika dua orang aktivis Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] Komite Kota Nabire yakni, Sonny Dogopia dan Amison Gobai kemarin (Senin,05 Januari 2015-red) hendak ditabrak lari oleh orang tak dikenal yang menggunakan sebuah kendaraan roda 4 (mobil)  Avansa Putih, bernomor polisi, DS 1970 LP.
Perencanaan tabrak lari ini terjadi tepatnya di Jalan Merdeka, Kota Nabire, pukul 18.30 Waktu Papua,  kejadian bermula ketika kedua aktivis AMP (Sonny D dan Amison G) yang mengendarai sepeda motor di jalan Merdeka, singga di rumah Sonny D yang terletak di daerah PAM, Nabire pukul 18.00, kemudian Sonny dan Amison kembali keluar untuk mengantarkan motor ke rumah di Yapis, Nabire. Ketika tiba di Jalan Merdeka, tepat pukul 18:30, kedua aktivis AMP yang sedang mengendarai motor disenggol oleh sebuah mobil Avansa Putih yang melaju kencang dari arah belakang, dengan bernomor polisi DS 1970 LP, dimana bagian belakang mobil tersebut terdapat sebuah tulisan "Jagoan Mania 37".
Dari kesaksian Sonny D via SMS, menyebutkan bahwa, "pengendara mobil tersebut terlihat sengaja ingin melakukan tabrak lari kepada kami berdua, dimana ketika kami mengendarakan motor kami, kami sudah mengambil posisi di jalur kiri dan paling pinggir, tetapi mobil tersebut melaju dengan kencang kearah kami dan berusaha menyenggol kami. Meskipun terkikis sedikit bodi mobil tersebut, tetapi kami berdua selamat". terang Sonny D.
Menanggapi peristiwa yang menimpa Sonny dan Amison, yang juga aktivis AMP ini, Sonny menyeruhkan dan menginformasikan kepada seluruh aktivis Papua yang berada di Papua, khususnya di Kota Nabire, agar bisa waspada dan hati-hati terhadap mobil Avansa dengan ciri-ciri : Bernomor Polisi : DS 1970 LP, Berwarna Putih dan Bertulisan "Jagoan Mania 37" Di Belakang. Sebab mobil ini masih berkeliaran di kota Nabire dan sekitar nya.(PM)

Menkominfo : Papuapost Di Bredel Atas Permintaan Pangdam

Posted by Unknown | Monday, December 22, 2014 | Posted in , , , , ,

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika membenarkan telah memblokir situs berita online Papuapost, Jumat (19/12) kemarin.
Menurut Juru Bicara Kemenkominfo, Ismail Cawidu, situs online tersebut dianggap berbahaya karena bersifat provokasi agar Papua melepaskan diri dari Indonesia. Selain itu kata dia, pemblokiran atas permintaan Pangdam Cendrawasih.
“Kalau tidak salah itu (ada permintaan) sejak bulan Juli. Lalu diproses oleh Kominfo. Soal konten bukan wewenang Kominfo untuk menentukan, hanya saja ini ada permintaan dari lembaga negara lain dalam hal ini pangdam dan dia memberikan bukti lalu Kominfo tinggal melaksanakan permintaan tersebut,” ujarnya kepada Portalkbr, Sabtu (20/12).
Namun, walau sudah dinyatakan diblokir, menurut pantauan Portalkbr, situs papuapost.com hingga Sabtu (20/12) malam masih bisa dibuka.
Kebijakan pemblokiran ini sontak mendapat kritik dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Lembaga ini mendesak Kominfo untuk mencabut pemblokiran itu.
Divisi Advokasi AJI, Aryo Wisanggeni mengatakan, pemblokiran bagian dari pembungkaman kebebasan pers dan pembungkaman kebebasan berekpresi.
“Kriteria pemblokiran ini tidak jelas, misalnya soal membahayakan dan mengganggu ketertiban umum ini juga tidak jelas. Tetapi kita melihat ada beberapa media-media yang justru mengarah kepada kebencian tidak pernah ditindak. Namun sebaliknya, media-media yang memperjuangkan HAM dan kebebasan berekspresi padahal kantor dan perusahaannya jelas malah diblokir dan yang terbaru adalah Papua Post,” ujarnya kepada Portalkbr, Sabtu (20/12).
Apalagi, kata dia, Papua Post merupakan kantor media resmi yang sudah berada di Papua sejak 10 tahun lalu.
Menurut Aryo, pemblokiran ini malah akan menimbulkan kekhawatiran bahwa Papua memang harus merdeka. Sebab, ekspresi mereka saat ini juga sudah mulai dibungkam. Dia menilai pemerintah harus mencari solusi atas berbagai macam masalah yang terjadi di Papua.
Sebelumnya, kemarin beredar kabar di Media Sosial Twitter bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir Situs berita Papuapost. Hal tersebut mencuat setelah beberapa pemilik akun twitter mempertanyakan alasan Kemenkominfo memblokir situs tersebut.

Vanuatu's deputy PM hopes for united West Papua voice

Posted by Unknown | Monday, December 1, 2014 | Posted in , , , , , ,

Vanuatu politician Edward Natapei
Vanuatu's former Prime Minister, Edward Natapei, says he hopes a united political force for West Papua will be formed as a result of a conference being held in Port Vila this week.
The three-day conference is an attempt to try and form a unified bid to get West Papua membership of the Melanesian Spearhead Group.
Edward Natapei says West Papua's last bid to join the MSG was knocked back because the delegation wasn't able to form a more representative bid.
But he says that if a single body is formed there is no reason why it would not be able to become a member at the next MSG leaders' summit.
"We hope that after this meeting, there will come out a united force that will prove beyond doubt the West Papuans are united, and therefore they should be admitted to be members of the MSG."
Whether or not that united force is created should be known when the conference ends later this week.

KNPB: 1 Desember 2014, Bintang Fajar Wajib Berkibar !

Posted by Unknown | Wednesday, November 26, 2014 | Posted in , , , , , , , ,

Perihal : Seruan Umum Perayaan 1 Desember 2014
Isi Seruan:
  1. Segera lakukan persiapan perayaan hari Manifesto Kemerdekaan West Papua yang ke-53, 1 Desember 2014 di seluruh wilayah teritori West Papua.
  2. Semua orang Papua wajib meliburkan diri dari aktivitas lain, dan wajib merayakan HUT ke-53 Kemerdekaan West Papua dengan mengibarkan bendera bintang fajar  serta menyanyikan lagu kebangsaan West Papua “Hai Tanahku Papua” di tempat masing-masing melalui ibadah atau upacara, baik secara terbuka atau tertutup.
  3. Perayaan diisi dengan dukungan doa bagi agenda pertemuan Pemimpin-Pemimpin Perjuangan West Papua yang akan berlangsung di Vanuatu, 1 Desember hingga 4 Desember 2014 nanti.
Demikian seruan ini disampaikan secara terbuka bagi seluruh anak negeri Papua, diatas teritori West Papua.
Selamat Merayakan Hari Manifesto Kemerdekaan West Papua, 1 Desember 2014.

Port Numbay, 25 November 2014
Victor F. Yeimo
Ketua Umum KNPB


Anggota TNI dan Intel Memasuki Asrama Mahasiswa Papua di Bandung Tanpa Alasan

Posted by Unknown | Thursday, August 21, 2014 | Posted in , , , , , ,


Pagi ini. TNI dan Intel mereka medatang di Asrama Mahasiswa Papua. Saya tanya: Pak dorang dengan masud apa datang kesini ?
Menurut mereka, "Kami datang kesini, dimandatkan dari Pak Danramel Cikutra Bandung. Untuk minta data penghuni, "Kata bapa yg bernama Sugianto, sambil merokok.
Saya bilang: Jika bermasud untuk minta data, langsung berhubungan dgn RT/RW di tempat ini. Sebab yang sudah merekam jelak keberadaan kami ialah RT/RW di tempat ini. saya tanya, mana surat mandat dari Pak Danramel ?
Kemudian bapak yang mengenakan Baju loreng itu, bilang, Kami di intruksikan secara "lisan" oleh Pak Danramel, guna memastikan para penghuni di sini.
Wahhh, masa ingga ada surat itu.
Untuk apa kalian mau mengetahui eksitensi kami di sini ?
"Mengantisipasi, soal ISIS juga mau sosialisasi, Bsng "Kata, Suanto.
Bapak dorang tau ingga, Asrama kami berdiri sejak, 1970-an hingga sekarang masih huni oleh Mahasiswa asal Papua.
Jika mau, bicara soal ISIS. Berhubungan langsung dgn RT/ RW Pak. Utk melaksanakan Sosialisasi. Juga, kami para bukan agama Islam tapi Nasrani.
"Ngapain kalian, mau ambil data hanya kami Mahasiswa Papua. Emangnya, Warga lain dminta, ingga ?
Kemudian, saya minta foto. Tapi mereka tra mau.
Kalau gitu, Entar saya bersama teman2-ku ke Kantor. Untuk temui Pak Danramel, memastikan kedatangan Bapak dorang.
Ia menjawab, Pak Danramel lagi ikut kegiatan di Hotel.
Hotel mana, di jalan mn ? Za tra tau Pak," tutur Sugianto.
Kalian bicara jujur dong. Klau kalian dari BIN utk mau cari Data Mahasiswa.
Saat, saya bicara hal tersebut: Mereka langsung pulang. Diminta Foto juga mereka menolak.
Kami penghuni C 39 tidak akan berdiam. Entar siang kami akan menuju ke kantor Danramil Cikutra. Guna memastikan kedatangan mereka.
Sumber: Jekson/FB

PPC Iklan Blogger Indonesia

"Suara Kaum Tertindas"

Powered by Blogger.

Follow Us On Facebook

I heart FeedBurner

    Blog Archive