Dukung Papua Merdeka, Filep Karma Berterima Kasih Kepada PM Vanuatu
Filep Karma (Jubi/Aprila) |
Sumber : http://tabloidjubi.com
Posted by Unknown | Thursday, August 21, 2014 | Posted in Berita, Free West Papua, Internasional, Papua Membara, Papua Merdeka, Pernyataan, Tapol-Napol, Tokoh PAPUA
Filep Karma (Jubi/Aprila) |
Posted by Unknown | | Posted in Berita, HAM, Informasi, Papua Membara, Pelanggaran HAM, Suara Mahasiswa, Teror TNI
Posted by Unknown | | Posted in Berita, Free West Papua, Internasional, Papua Membara, Papua Merdeka, Politik
Peta Salomon Islands (Ist) |
Posted by Unknown | | Posted in Berita, Free West Papua, Internasional, Papua Membara, Papua Merdeka, Politik
PM Vanuatu, Joe Natuman Bersama Duta Besar Indonesia, Nadjib Riphat Kesoema (Foto: radionz.co.nz) |
Posted by Unknown | | Posted in Berita, HAM, Hukum, Informasi, Internasional, Komnas HAM, Papua Membara, Pelanggaran HAM, Penangkapan, Pernyataan, Teror Polri
Komnas HAM RI (Doc.Jubi) |
Posted by Unknown | Monday, August 11, 2014 | Posted in Berita, Hukum, Indonesia, Informasi, Opini, Politik
Mass ISIS Indonesia Saat Menggelar Aksi di Jakarta (doc:ISIS) |
Posted by Unknown | | Posted in AMP, Berita, Demokrasi, HAM, Hukum, Papua Membara, Pernyataan, Politik, Suara Mahasiswa
Massa AMP Saat Membacakan Pernyataan Sikap (Doc:AMP) |
Posted by Unknown | | Posted in Aktivis, Berita, Free West Papua, KNPB, Opini, Papua Membara, Papua Merdeka, Politik
Sejarah Perjuangan Indonesia dan Perjuangan Papua Barat membuktikan bahwa, Indonesia masa perjuangan sampai dengan proklamasi kemerdekaan wilayah teritorial atau batas negara Indonesia (Sabang sampai di Amboina) dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, sedangkan Papua Barat (Nederland Nieuw-Guinea) dijajah oleh Belanda selama 64 tahun. Walaupun Papua Barat dan Indonesia sama-sama merupakan jajahan Belanda, namun administrasi pemerintahan Papua Barat diurus secara terpisah. Indonesia dijajah oleh Belanda yang kekuasaan kolonialnya dikendalikan dari Batavia (sekarang Jakarta), kekuasaan Batavia inilah yang telah menjalankan penjajahan Belanda atas Indonesia, yaitu mulai dari Sabang sampai Amboina. Sedangkan, kekuasaan Belanda di Papua Barat dikendalikan dari Hollandia (sekarang Port Numbay), dengan batas kekuasaan mulai dari Kepulauan Raja Ampat sampai Merauke.Tahun 1908, Indonesia masuk dalam tahap Kebangkitan Nasional (perjuangan otak) yang ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi perjuangan. Dalam babak perjuangan baru ini banyak organisasi politik-ekonomi yang berdiri di Indonesia, misalnya Boedi Utomo (20 Mei 1908), Serikat Islam (1911), Indische Partij (1912), Partai Komunis Indonesia (1913), Perhimpunan Indonesia (1908), Studie Club (1924) dan lainnya. Dalam babakan perjuangan ini, terutama dalam berdirinya organisasi-organisasi perjuangan ini, rakyat Papua Barat sama sekali tidak terlibat atau dilibatkan. Hal ini dikarenakan musuh yang dihadapi waktu itu, yaitu Belanda adalah musuh bangsa Indonesia sendiri, bukan musuh bersama dengan bangsa Papua Barat. Rakyat Papua Barat berasumsi bahwa mereka sama sekali tidak mempunyai musuh yang bersama dengan rakyat Indonesia, karena Belanda adalah musuhnya masing-masing.Rakyat Papua Barat juga tidak mengambil bagian dalam Sumpah Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928. Dalam Sumpah Pemuda ini banyak pemuda di seluruh Indonesia seperti Jong Sumatra Bond, Jong Java, Jong Celebes, Jong Amboina, dan lainnya hadir untuk menyatakan kebulatan tekad sebagai satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air. Tetapi tidak pernah satu pemuda pub dari Papua Barat yang hadir dalam Sumpah Pemuda tersebut. Karena itu, rakyat Papua Barat tidak pernah mengakui satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air yang namanya “Indonesia” itu.Dalam perjuangan mendekati saat-saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tidak ada orang Papua Barat yang terlibat atau menyatakan sikap untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.Tentang tidak ada sangkut-pautnya Papua Barat dalam kemerdekaan Indonesia dinyatakan oleh Mohammad Hatta dalam pertemuan antara wakil-wakil Indonesia dan penguasa perang Jepang di Saigon Vietnam, tanggal 12Agustus 1945. Saat itu Mohammad Hatta menegaskan bahwa “…bangsa Papua adalah bangsa Negroid, ras Melanesia, maka biarlah bangsa Papua menentukan nasibnya sendiri…”. Sementara Soekarno mengemukakan bahwa bangsa Papua masih primitif sehingga tidak perlu dikaitkan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal yang sama pernah dikemukakan Hatta dalam salah satu persidangan BPUPKI bulan Juli 1945.Ketika Indonesia diproklamasikan, daerah Indonesia yang masuk dalam proklamasi tersebut adalah Indonesia yang masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda, yaitu “Dari Sabang Sampai Amboina”, tidak termasuk kekuasaan Nederland Nieuw-Guinea (Papua Barat). Karena itu pernyataan berdirinya Negara Indonesia adalah Negara Indonesia yang batas kekuasaan wilayahnya dari Sabang sampai Amboina tanpa Papua Barat. (Catatan Ones Suhuniap, Sekretaris Umm KNPB)
Posted by Unknown | | Posted in Aktivis, Berita, HAM, Hukum, KNPB, Papua Membara, Pelanggaran HAM, Penangkapan, Teror Polri
Polisi Saat Menangkap Anggota KNPB Asmat |
Posted by Unknown | Sunday, August 10, 2014 | Posted in Berita, Free West Papua, HAM, Internasional, Papua Membara, Pernyataan, Politik, Teror Polri, Tokoh PAPUA
Benny Wenda (http://www.3news.co.nz) |
Posted by Unknown | | Posted in Berita, Free West Papua, HAM, Papua Membara, Pernyataan, Politik, Tokoh PAPUA, TPN-OPM, TRWP
Erimbo Enden Wanimbo Bersama di Hutan Pirime, Lanny Jaya. (Jubi/IST) |
Posted by Unknown | | Posted in Berita, HAM, Militerisme, OAP, Papua Membara, Pelanggaran HAM, Teror Polri, Teror TNI
Masyarakat Lanny Jaya sedang berkumpul mendengar arahan Kepala Distrik (Foto: Asri Dale/SP) |
Posted by Unknown | | Posted in Aksi, Aktivis, AMP, Berita, HAM, Hukum, Papua Membara, Papua Merdeka, Pelanggaran HAM, Suara Mahasiswa
Tenus Waker, Laki-laki (22 Tahun), mahasiswa papua. Polisi hendak melepaskan dua tembakan dari pistol dengan menggunakan peluru karet. Tembakan ke-2 mengarah ke Tenus dan mengikis di Testa, Kepala. |
Roy Karoba, Laki-laki (24 Tahun), negosiator aksi. FKPM membacok dengan piso di Leher. Luka tusukan mendekati urat nadi. |
Yanto Tebai, Laki-laki (19 Tahun), mahasiswa papua. Polisi menginjak tangannya ketika hendak jatuh dengan laras. Luka injak di Jari tengah bagian kiri. |
Posted by Unknown | | Posted in Aksi, Aktivis, AMP, Berita, HAM, Informasi, Kekerasan, Papua Membara, Papua Merdeka, Pelanggaran HAM, Suara Mahasiswa
Foto: Pembacaan pernyataan sikap AMP di titik nol kilometer/Dok. AMP |
Foto: Agustina Batangga (P/21), Korban Pelanggaran HAM. Baju putih, posisi di tengah |
Foto: Roy Karoba (L/24), Negosiator Aksi, Korban Pelanggaran HAM |
Foto: Yanto Tebai (L/19), Korban Pelanggaran HAM |
Foto: Tenus Waker (L/22), Korban Pelanggaran HAM |