Headlines

Panglima OPM Ancam Angkat Senjata Jika Jokowi ke Papua

Posted by Unknown | Saturday, March 28, 2015 | Posted in , , , , ,


VIVA.co.id - Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jenderal Goliat Tabuni menginstruksikan pasukannya untuk siaga I dan menyiapkan senjata jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar akan berkunjung ke Papua bulan Mei nanti.

"Goliat dan pasukannya siaga dengan 120 senjata jika benar Presiden datang ke Papua," kata Deerd Tabuni, adik dari pimpinan OPM yang berkuasa di wilayah Tingginambut, Papua, Kamis 26 Maret 2015.
Menurut Deerd, Goliat menyatakan belum pernah diberitahu tentang kedatangan presiden ke Papua apalagi kedatangan itu berkaitan dengan dirinya.


"Kalau ada issu itu belum diketahui, karena belum pernah dikomunikasikan," ujar Deerd.

Menurut Deerd, saat ini, Goliat Tabuni masih berstatus Panglima OPM dan belum pernah menyatakan menyerah kepada TNI dan bergabung ke NKRI seperti yang didesas-desuskan sebelumnya.
"Goliat tegaskan, dia tak akan pernah menyerah, karena mandat seluruh pejuang OPM yang ada di Tanah Papua dari Merauke hingga Sorong sudah dipegang," kata Deerd Tabuni.
Goliat juga menyangkal klaim TNI yang menyatakan 23 pasukan OPM menyerahkan diri. Menurut Goliat, yang menyerahkan diri itu bukan anggota OPM melainkan masyarakat biasa yang tinggal di Tingginambut.


Noken Sambut Bayi Baru Lahir

Posted by Unknown | Saturday, March 14, 2015 | Posted in , , , , , ,

Mama Papua dan Noken
Wamena, Jubi – Bagi kaum perempuan di Lembah Baliem Wamena, wajib hukumnya menyumbang noken kalau seorang bayi dilahirkan. Mereka bahkan sudah merajut noken sejak bayi masih dalam kandungan sang ibu. Tradisi ini memiliki makna bahwa seorang bayi yang lahir polos tanpa busana ini harus dibungkus dengan noken sebagai tempat tidur dan untuk digendong saat beraktifitas. Seorang Ibu dianggap tidak tahu adat kalau menjenguk bayi tanpa dibekali sebuah noken.
Noken merupakan warisan suku-suku yang termasuk ras Melanesia yang ada di Tanah Papua. Setiap suku di Papua memberi nama sendiri untuk tas multifungsi ini ke dalam bahasa daerah masing-masing. Masyarakat Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya menyebut Noken dalam bahasa daerah adalah Su.
Layaknya kaum perempuan di dunia yang menyukai tas, tak terkecuali perempuan di Wamena. Para Wanita di wamena merasa tidak lengkap kalau tidak menggunakan noken atau su, Pada saat mereka melaksanakan acara- acara adat dan pesta pesta adat serta acara pernikahan perempuan. Bahkan kemanapun mereka pergi harus menggantungkan noken di kepala, karena jika mereka tidak menggunakan noken merasa tidak lengkap. Inilah yang membuat kaum perempuan di Wamena sangat identik dengan Noken atau Su,
Noken atau tas tradisonal ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Jayawijaya dan pegunungan tengah Papua, antara lain membawa hasil kebun, kayu api, atau ternak yang dipanen dari kebun untuk dijual di pasar atau sebaliknya. Pelajar dan mahasiswa juga banyak yang menggunakan Noken, berukuran kecil, untuk membawa buku dan alat tulis. Bahkan di era sekarang di Wilayah Pegunungan Papua, Noken menggantikan peran kotak suara pada pemilihan Umum.
Dari semua manfat Su tersebut yang paling penting bagi masyarakat Lembah Baliem Wamena adalah Su yang juga memiliki nilai budaya yang masih sangat tinggi dan melekat di Wamena. Pada pesta adat tertentu Suh berperan penting sebagai alat barter atas sumbangan ternak babi yang diberikan keluarga pada pesta adat tersebut.
Nilai budaya lainnya dari Su atau Noken yang hingga saat ini masih berlaku bagi masyarakat Lembah Baliem Wamena adalah saat seorang bayi yang baru dilahirkan. Bagi masyarakat pribumi Wamena wajib hukumnya kalo seorang bayi dilahirkan keluarga dari sang ayah dan ibu si bayi tersebut harus menyambut bayi itu dengan Suh atau Noken. (Ronny Hisage/Bersambung)
Sumber : http://tabloidjubi.com

Tolak Kunjungan Menlu RI, Rakyat Kepulauan Salomon Serukan Kemerdekan Papua

Posted by Unknown | Sunday, March 1, 2015 | Posted in , , , , , , , ,

Juru Bicara Kepulauan Salomon Untuj West Papua 
Ian Ronie (C) dan rakyat Sipil mengancungkan tangan
 Mendukung Kemerdekaan Papua (Photo: Kadamana/Salomon Star)
Jakarta, Jubi – Kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi ke Kepulauan Salomon, Sabtu (28/2) pagi ini disambut dengan demontrasi Rakyat. Rakyat sipil negara itu mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi Rakyat Melanesia di Papua Barat.
Dilaporkan Salomon Star, Sabtu (28/2/2015) Organisasi Rakyat Sipil negara ini mendukung gerakan kemerdekaan Papua Barat. Mereka melakukan demontrasi damai menentang pendudukan Indonesia di Papua Barat dalam lima puluh tahun terakhir.
“Kita tidak punya apa-apa terhadap kunjungan ini tetapi kami mau pemerintah mengangkat isu Papua Barat ketika menlu Indonesia tiba di sini,” kata juru bicara Kepulauan Salomon Untuk West Papua (SIFWP) dan musisi terkemuka negeri itu, Ian Ronie kepada Salomon Star.
Ia menambahkan ini kesempatan untuk pemerintah Kepulauan Salomon menyoal isu pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan TNI terhadap Rakyat Papua Barat kepada Menlu Indonesia. Kelompok Hak Asasi Manusia Internasional, dikutip oleh media Kepulauan Solomon ini mengatakan sejak Indonesia menduduki Papua Barat sejak 50 tahun lalu, lebih puluhan ribu orang Papua terbunuh di tangan militer Indonesia.
Koalisi Rakyat Sipil melakukan pengibaran Bintang Fajar di lokasi strategis di Honiara untuk memperlihatkan kepada Marsudi kalau mereka muak melihat pendudukan Indonesia di Papua Barat. Katanya, Marsudi melakukan pertemuan dengan wakil perdana Menteri Douglas Ete and menteri Urusan Luar Negeri Milner Tozaka
Sementara itu, Ronie mengatakan Kepulauan Salomon belum jelas dukungannya terhadap Papua Barat karena hubungan diplomatik dengan pemerintah Indonesia. Katanya, terbukti pemerintah Kepulauan Salomon baru saja membuka kantor perwakilan di Jakarta tahun lalu.
Ronie mengatakan kelompoknya bertujuan bergabung dengan kelompok internasional untuk menekan pemerintah Indonesia memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat yang berjuang untuk itu. “Kami bertujuan melihat Papua Barat mendapatkan kebebasan dan kami sesama Melanesia harus berdiri dengan mereka, ”katanya.
Dua hari lalu, Marsudi melakukan kunjungan hubungan bilateral di PNG. Sabtu pagi, ia tiba di Kepulauan Salomo untuk melakukan pembicaraan kerja sama dan siangnya meneruskan perjalanan ke Fiji. Pembicaraan kerja sama akan dibicarakan dan melanjutkan perjalanan ke New Zealand. (Mawel Benny)

Indonesia Janjikan US$ 20 Juta Untuk Peningkatan Kapasitas MSG

Posted by Unknown | | Posted in , , , ,

Pertemuan antara delegasi Menlu 
Indonesia dan Menlu PNG - kemlu.go.id
Jayapura, Jubi – Memulai kunjungannya ke tiga negara Melanesia, yakni Papua Nugini (PNG), Fiji dan Kepulauan Solomon, Menteri Luar (menlu) Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi memberikan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM untuk membuat perhiasan berbahan dasar kerang, yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini di PNG.
Siaran pers Kementrian Luar Negeri Indonesia yang diterima Jubi, Sabtu (28/2/2015) menyebutkan bahwa kunjungan Menlu Indonesia ke PNG adalah untuk meningkatkan kerangka Kemitraan Strategis yang disetujui pada Plan of Action tahun 2013. Menlu Indonesia sendiri tiba di PNG Jumat (27/2/2015) pagi.
Dalam kunjungan ini, Menlu Indonesia telah bertemu dengan Menlu PNG, Rimbink Pato. Kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis kedua negara akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Papua Nugini.
Kedua Menlu sepakat mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar.
“Selain kerja sama di bidang ekonomi, RI dan Papua Nugini juga sepakat bekerja sama dalam pemajuan konektivitas serta hubungan antar masyarakat (people-to-people), peningkatan manajemen perbatasan serta penguatan kerja sama di bidang peningkatan kapasitas dan bantuan teknis,” demikian salah satu poin yang disampaikan dalam siaran pers Kemenlu Indonesia.
Disampaikan pula melalui siaran pers ini, Menlu Retno Marsudi telah menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Papua Nugini sebagai ketua di APEC pada tahun 2018, sebagaimana diputuskan dalam APEC Leaders’ Declaration di Beijing tahun lalu.
“RI dan Papua Nugini juga akan bekerja sama di bidang kepemudaan dan olahraga, pendidikan, serta hubungan antar-budaya dan antar-masyarakat di daerah perbatasan. Kedua Menlu menyambut baik rencana peresmian tugu perbatasan Indonesia-Papua Nugini serta kantor Border Development Agency (BDA) di perbatasan Skouw-Wutung di tahun ini,” bunyi poin lain dalam siaran pers Kemenlu.
Baik Retno maupun Pato mendiskusikan kemungkinan memajukan transportasi udara, infrastruktur jalan di daerah perbatasan serta fasilitas visa-on-arrival untuk meningkatkan pariwisata dan bisnis lintas batas melalui konektivitas yang lebih baik.
Dalam kesempatan kunjungan ini, menlu Indonesia memberikan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM untuk membuat perhiasan berbahan dasar kerang, yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini di PNG. Sedangkan Rimbink Pato menyampaikan undangan bagi Menlu Retno untuk hadir di Forum Kepulauan Pasifik pada 7-11 September mendatang di Port Moresby. Sebagai balasan undangan ini, Menlu Retno juga mengundang Papua Nugini untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika pada tanggal 19-24 April 2015. (Victor Mambor)
PPC Iklan Blogger Indonesia

"Suara Kaum Tertindas"

Powered by Blogger.

Follow Us On Facebook

I heart FeedBurner

    Blog Archive